PROSIDING-NASIONAL-KEBIDANAN-2020 POLTEKES KEMENKES CALL FOR PAPER VOL.2 NO 1
Analisis Factor Situasional Tentang IPC (InterProfesional Collaboration)
Terhadap Penanganan Stunting Pada Anak

Dublin Core

Title

PROSIDING-NASIONAL-KEBIDANAN-2020 POLTEKES KEMENKES CALL FOR PAPER VOL.2 NO 1
Analisis Factor Situasional Tentang IPC (InterProfesional Collaboration)
Terhadap Penanganan Stunting Pada Anak

Subject

Keywords: situational factors, IPC (interprofessional collaboration), stunting

Description

Abstract. Indonesia is a country with a fairly high prevalence of stunting compared to other middle income countries. The
proportion of very short and stunting nutritional status in children under five from all provinces in Indonesia, in 2018 was 30.8. The
purpose of this study was to analyze the effect of situational factors on interprofessional collaboration (perceptions of leadership support,
work systems, perceptions of empowerment of health workers) on the handling of stunting in children under five. This study used a cross
sectional study. The population is health workers who work at the health center in Surabaya who are responsible for handling stunting.
The research variables consisted of situational factors (perceived leadership support, work systems and empowerment of health workers)
and IPC in the management of stunting in children under five. Sampling was simple random sampling with a sample size of 128 people.
Data were analyzed using the T test. Result of research are health workers have perceptions of leadership support in the implementation
of IPC with almost the same percentage of each category of good, adequate and insufficient, as well as work systems and organizational
structures, and perceptions of empowering the majority of health workers are in the good category. For IPC, most health workers have
an understanding of their respective roles in the good category 60.9%, depend on each other in the good category 61.7%, most of them
have the ability to exchange ideas in the good category 64.8%, partly Most of them have a common goal of 55.5%, most of them have the
ability to manage a team in the sufficient category of 57.0%, most of them provide services that respect patients in good categories of
55.5%. After analyzing with the T test, it was found that the path parameter coefficient value was 0.430, which is significant positive.
Conclusion. There is a significant effect of situational factors regarding IPC on the management of stunting in children
Keywords: situational factors, IPC (interprofessional collaboration), stunting
Abstrak. Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negaranegara berpendapatan menengah lainnya. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek pada balita dari seluruh propinsi di Indonesia,
pada tahun 2018 sebesar 30,8. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor situasional tentang interprofesional
collaboration (persepsi dukungan pemimpin, sistem kerja, persepsi pemberdayaan tenaga kesehatan) terhadap penanganan stunting pada
anak balita. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Populasinya tenaga Kesehatan yang bertugas di puskesmas di Surabaya
yang bertanggung jawab terhadap penanganan stunting. Variable penelitian terdiri dari factor situasional (persepsi dukungan pemimpin,
sistem kerja dan pemberdayaan tenaga kesehatan) dan IPC dalam penatalaksanaan stunting pada anak balita. Pengambilan sampel
secara simple random sampling dengan besar sampel sebanyak 128 orang. Data dianalisis dengan uji T. Hasil yang diperoleh yaitu tenaga
kesehatan mempunyai persepsi dukungan pimpinan dalam pelaksanaan IPC dengan persentase yang hampir sama dari masing-masing
kategori baik, cukup dan kurang, begitu juga dengan sistem kerja dan struktur organisasi, dan persepsi tentang pemberdayaan tenaga
kesehatan mayoritas dalam kategori baik. Untuk IPC, tenaga kesehatan sebagian besar memiliki pemahaman tentang peran masingmasing dalam kategori baik 60,9%, saling tergantung satu sama lain dalam kategori baik 61,7%, sebagian besar memiliki kemampuan
bertukar pikiran dalam kategori baik 64,8%, sebagian besar memiliki tujuan bersama 55,5%, sebagian besar memiliki kemampuan
memanaj tim dalam kategori cukup 57,0%, sebagian besar memberikan pelayanan yang menghormati pasien dalam kateori baik 55,5%.
Setelah dilakukan analisis dengan Uji T, diperoleh nilai koefisien parameter jalur 0,430 yang berarti signifikan positif. Kesimpulan
penelitian ini adaah ada pengaruh yang signifikan factor situasional tentang IPC terhadap penanganan stunting pada anak
Kata kunci : faktor situasional, IPC (interprofessional collaboration), stunting

Creator

#Rekawati Susilaningrum, Sri Utami, Taufiqurrahman

Source

semnas.poltekkesdepkes-sby.ac.id

Date

Surabaya, 28 Nopember 2020

Contributor

PERI IRAWAN

Format

PDF

Language

INDONESIA

Type

TEXT

Files

Tags

,Repository, Repository Horizon University Indonesia, Repository Universitas Horizon Indonesia, Horizon.ac.id, Horizon University Indonesia, Universitas Horizon Indonesia, HorizonU, Repo Horizon , ,Repository, Repository Horizon University Indonesia, Repository Universitas Horizon Indonesia, Horizon.ac.id, Horizon University Indonesia, Universitas Horizon Indonesia, HorizonU, Repo Horizon , ,Repository, Repository Horizon University Indonesia, Repository Universitas Horizon Indonesia, Horizon.ac.id, Horizon University Indonesia, Universitas Horizon Indonesia, HorizonU, Repo Horizon ,

Citation

#Rekawati Susilaningrum, Sri Utami, Taufiqurrahman , “PROSIDING-NASIONAL-KEBIDANAN-2020 POLTEKES KEMENKES CALL FOR PAPER VOL.2 NO 1
Analisis Factor Situasional Tentang IPC (InterProfesional Collaboration)
Terhadap Penanganan Stunting Pada Anak,” Repository Horizon University Indonesia, accessed November 21, 2024, https://repository.horizon.ac.id/items/show/147.