Universitas Muhammadiyah Purwokerto vol.4 2023
Efektivitas Media Buku Saku Penjaga Kespro Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto
The Effectiveness of the Pocket Book Media for Reproductive Health Against the Level of Knowledge and Attitudes of Adolescents About Sexually Transmitted Infections at SMP Negeri 7 Purwokerto
Dublin Core
Title
Universitas Muhammadiyah Purwokerto vol.4 2023
Efektivitas Media Buku Saku Penjaga Kespro Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto
The Effectiveness of the Pocket Book Media for Reproductive Health Against the Level of Knowledge and Attitudes of Adolescents About Sexually Transmitted Infections at SMP Negeri 7 Purwokerto
Efektivitas Media Buku Saku Penjaga Kespro Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto
The Effectiveness of the Pocket Book Media for Reproductive Health Against the Level of Knowledge and Attitudes of Adolescents About Sexually Transmitted Infections at SMP Negeri 7 Purwokerto
Subject
Buku saku, Pengetahuan, Sikap, Remaja, Infeksi Menular Seksual
Description
PENDAHULUAN
Infeksi menular seksual (IMS) adalah mengacu pada berbagai sindrom klinis dan infeksi yang
disebabkan oleh patogen dan ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual (Purba, H. D.,
2021). Menurut DKK Banyumas (2019) berdasarkan kelompok umur ditemukan jumlah kasus HIV ada 221
kasus dan AIDS ada 136 kasus dengan jumlah kematian dari kasus pada AIDS ada 25 kasus yang terjadi di usia
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
101
15-24 tahun dan sekitar 12% diantaranya adalah dari kelompok remaja yang diakibatkan karena perilaku
seksual. Untuk penemuan kasus infeksi menular seksual menurut kelompok umur sebagian besar ditemukan
pada kelompok usia remaja (40,74%). Secara umum, terdapat tiga faktor yang menentukan tingkat awal
penyebaran IMS dalam suatu populasi, antara lain: tingkat pajanan seksual orang yang rentan terhadap infeksi,
efisiensi penularan pajanan, dan durasi penularan dari mereka yang terinfeksi. Sejalan dengan itu, upaya
pencegahan serta pengendalian IMS bertujuan untuk menurunkan tingkat keterpaparan seksual orang-orang
yang rentan terhadap infeksi (contohnya, melalui pendidikan serta upaya untuk mengubah norma perilaku
seksual dan melalui tindakan pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi proporsi penduduk yang
terinfeksi); untuk mengurangi efisiensi penularan (melalui promosi penggunaan kondom serta praktik seksual
yang lebih aman, penggunaan vaksin yang efektif, serta.sunat medis pada laki-laki (Marazzo & Holmes, 2018).
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek dan subjek melalui alat indera seperti mata,
hidung, telinga, dan sebagainya menjadi tanya jawab dari pertanyaan sederhana (Notoatmodjo, 2010). Faktor
yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman dan usia. Sikap merupakan salah satu respon tertutup yang ditunjukan oleh seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek, baik internal maupun eksternal (Sunaryo, 2013). Salah satu faktor yang
mempengaruhui sikap yaitu faktor internal dan eksternal. Penelitian ini menggunakan media buku saku sebagai
media pendidikan kesehatan dengan metode ceramah. Buku saku yang berjudul “Penjaga Kespro” atau
pentingnya remaja menjaga kesehatan reproduksi.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimental dengan pendekatan one group pretest dan posttest design. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Januari-Februari tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah siwa-siswi kelas VII di SMP
Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 268 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 35 responden dengan
menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test diperoleh jumlah
sampel sebanyak 35 responden remaja yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: remaja SMP atau usia 12-15 tahun,
aktif sebagai siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Purwokerto dan bersedia mengikuti penelitian sampai selesai,
sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu: siswa-siswi yang tidak hadir 3 kali setiap bulan dan idak
mengikuti prosedur penelitian sampai akhir. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar
kuesioner pengetahuan dan sikap yang berjumlah 20 pertanyaan dinyatakan reliabel karena nilai r hitung ≥ r
tabel (0,361). Hasil indeks Spearman Brown pengetahuan 0,876 ≥ r tabel 0,361 dan hasil indeks Spearman
Brown sikap 0,871 ≥ r tabel 0,361, sehingga kedua kuesioner tersebut reliabel dan layak dijadikan instrument
pengumpulan data. Analisis menggunakan uji paired sample t-test dengan nilai sebesar 0,000 atau nilai
signifikansi < 0,05 artinya ada perbedaan pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual antara sebelum
dan sesudah diberikan buku saku penjaga kespro dengan hasil perbedaan rerata sebesar -1,343.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa skor pengetahuan sebelum diberikan media buku saku penjaga
kespro yaitu 5,00±1,283 dengan nilai minimum 3 dan maksimum 8 dan sesudah diberikan media buku saku
penjaga kespro yaitu 6,63±,998 dengan nilai minimum 5 dan maksimum 9, sedangkan skor sikap sebelum
diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 29,71±2,383 dengan nilai minimum 24 dan maksimum 36 dan
sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 31,69±2,938 dengan nilai minimum 24 dan maksimum
36.
Berdasarkan tabel 2 hasil uji paired t-test tingkat.pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual
sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro diperoleh yaitu sebesar 0,000 atau nilai signifikansi <0,05
artinya ada perbedaan pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual antara sebelum dan sesudah
diberikan media buku saku penjaga kespro dengan hasil perbedaan rerata sebesar -1,343.
Berdasarkan tabel 3 hasil uji paired t-test sikap remaja tentang infeksi menular seksual sesudah diberikan
buku saku penjaga kespro diperoleh hasil menunjukkan yaitu 0,000 atau nilai signifikansi <0,05 artinya terdapat
perbedaan sikap remaja tentang infeksi menuar seksual antara sebelum dan sesudah diberikan media buku saku
dengan hasil perbedaan rerata sebesar -1,971.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak. Senada dengan penelitian (Arakawa, S., 2021) mengatakan
strategi terbaik untuk mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS) adalah dengan remaja yang dianggap
efektif untuk memberikan pendidikan tersebut pada usia 13-16 tahun (pada awal usia sekolah menengah) dan
idealnya sebelum remaja menjadi aktif secara seksual.
Perbedaan jenis kelamin dan pencapaian pendidikan tidak dapat dikaitkan satu sama lain dengan
kesetaraan gender (Stoet dan Geary, 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian (Saura, S. et al., 2019)
menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pengetahuan tentang
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
102
perlunya menjaga kesehatan reproduksi dan cara pencegahan terhadap IMS, hanya saja keduanya cenderung
memiliki persepsi dengan cara yang berbeda
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja di SMP Negeri 7 Purwokerto nilai rata-rata sebelum
diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 5,00±1,283 dan sesudah diberikan media buku saku penjaga
kespro, nilai rata-rata pengetahuan meningkat menjadi 6,63±,998. Dengan demikian dapat diketahui adanya
peningkatan skor rata-rata pengetahuan remaja setelah pemberian buku saku penjaga kespro tentang infeksi
menular seksual. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Almeida, R. et al., 2017) bahwa yang
dilakukan remaja menunjukkan terdapat 50% siswa tahu tentang kondom pria, dan 56% mengatakan mereka
belum memulai kehidupan seks mereka. Mengenai pengetahuan IMS, 90% hanya mengetahui AIDS, dan
kondom disebutkan sebagai metode pencegahan dan penelitian (Lederer, M. et al., 2021) bahwa informasi
infeksi menular seksual di sekolah merupakan yang paling berpengaruh (P<0,001 dengan ukuran efek sedang
atau besar) dengan skor pengetahuan IMS (P = 0,103), dengan kebangsaan (β = 0,172, P = 0,003) dan jenis
kelamin (β = 0,147, P = 0,002) sebagai prediktor terkuat.
Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja di SMP Negeri 7 Purwokerto, nilai rata-rata sikap sebelum
diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 29,72±2,383 dan sesudah diberikan media buku saku penjaga
kespro, rata-rata sikap nilainya meningkat menjadi 31,69±2,938. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
terdapat peningkatan skor rata-rata sikap remaja setelah pemberian buku saku penjaga kespro tentang infeksi
menular seksual. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Saenong & Sari, 2021) yaitu terdapat
91,4% responden yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik dan 90,5% responden memiliki sikap
dalam kategori baik terhadap IMS dan penelitian (Oluwole, O. et al., 2020) menyatakan bahwa sebagian besar
(98,6%) memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan IMS, tetapi kurang dari setengah (34,0%) memiliki
praktik pencegahan yang baik.
Buku saku yang berjudul “Penjaga Kespro” ini merupakan salah satu bahan ajar cetak bergambar yang
berukuran kecil, praktis dan mudah dibawa kemana-mana yang berfungsi untuk mendorong siswa mandiri dan
mudah untuk memahaminya. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Wahyuni et al., 2021) bahwa
terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pre test dan post test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan buku saku dengan p value 0,000 (<0,05) dan penelitian (Ningsih, R., 2022) mengatakan bahwa ada
perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi pasca perlakuan berupa pemberian buku ‘Aku Remaja
Sehat’ dan proses pendampingan dengan kelompok kontrol dalam memahami tentang kesehatan remaja dengan
(p value 0,000).
Penelitian (Dhiah & Dwi, 2019) menunjukan adanya peningkatan pengetahuan siswa mengenai
HIV/AIDS sebanyak 80% serta siswa dapat menyampaikan tentang HIV/AIDS ke teman sebayanya dan
penelitian (Patchen, L. et al., 2020) mengatakan bahwa pengujian ini dalam kegunaan nya menghasilkan skor
survei kegunaan sistem awal 77,7, menempatkan game di persentil ke-82 dan di atas rata-rata yang berarti
kegunaan nya bermanfaat dan tepat sasaran untuk populasinya sebagai intervensi kesehatan seksual berbasis
game dalam aspek pendidikan dan hiburan. Kedua hasil penelitian ini sebagai perbandingan pendidikan
kesehatan antara menggunakan media buku saku, media elektronika dan hanya pendidikan kesehatan dengan
penyuluhan saja.
4. KESIMPULAN
Skor pengetahuan sebelum diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 5,00±1,283 dengan nilai
minimum 3 dan maksimum 8 dan skor pengetahuan sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu
6,63±,998 dengan nilai minimum 5 dan maksimum 9 dengan nilai p value sebesar 0,000 (<0,05), sedangkan
skor sikap sebelum diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 29,71±2,383 dengan nilai minimum 24 dan
maksimum 36 dan skor sikap sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 31,69±2,938 dengan
nilai minimum 24 dan maksimum 36 dengan nilai p value sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut menunjukan
bahwa adanya efektivitas media buku saku terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi
menular seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto.
Infeksi menular seksual (IMS) adalah mengacu pada berbagai sindrom klinis dan infeksi yang
disebabkan oleh patogen dan ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual (Purba, H. D.,
2021). Menurut DKK Banyumas (2019) berdasarkan kelompok umur ditemukan jumlah kasus HIV ada 221
kasus dan AIDS ada 136 kasus dengan jumlah kematian dari kasus pada AIDS ada 25 kasus yang terjadi di usia
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
101
15-24 tahun dan sekitar 12% diantaranya adalah dari kelompok remaja yang diakibatkan karena perilaku
seksual. Untuk penemuan kasus infeksi menular seksual menurut kelompok umur sebagian besar ditemukan
pada kelompok usia remaja (40,74%). Secara umum, terdapat tiga faktor yang menentukan tingkat awal
penyebaran IMS dalam suatu populasi, antara lain: tingkat pajanan seksual orang yang rentan terhadap infeksi,
efisiensi penularan pajanan, dan durasi penularan dari mereka yang terinfeksi. Sejalan dengan itu, upaya
pencegahan serta pengendalian IMS bertujuan untuk menurunkan tingkat keterpaparan seksual orang-orang
yang rentan terhadap infeksi (contohnya, melalui pendidikan serta upaya untuk mengubah norma perilaku
seksual dan melalui tindakan pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi proporsi penduduk yang
terinfeksi); untuk mengurangi efisiensi penularan (melalui promosi penggunaan kondom serta praktik seksual
yang lebih aman, penggunaan vaksin yang efektif, serta.sunat medis pada laki-laki (Marazzo & Holmes, 2018).
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek dan subjek melalui alat indera seperti mata,
hidung, telinga, dan sebagainya menjadi tanya jawab dari pertanyaan sederhana (Notoatmodjo, 2010). Faktor
yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman dan usia. Sikap merupakan salah satu respon tertutup yang ditunjukan oleh seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek, baik internal maupun eksternal (Sunaryo, 2013). Salah satu faktor yang
mempengaruhui sikap yaitu faktor internal dan eksternal. Penelitian ini menggunakan media buku saku sebagai
media pendidikan kesehatan dengan metode ceramah. Buku saku yang berjudul “Penjaga Kespro” atau
pentingnya remaja menjaga kesehatan reproduksi.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimental dengan pendekatan one group pretest dan posttest design. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Januari-Februari tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah siwa-siswi kelas VII di SMP
Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 268 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 35 responden dengan
menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test diperoleh jumlah
sampel sebanyak 35 responden remaja yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: remaja SMP atau usia 12-15 tahun,
aktif sebagai siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Purwokerto dan bersedia mengikuti penelitian sampai selesai,
sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu: siswa-siswi yang tidak hadir 3 kali setiap bulan dan idak
mengikuti prosedur penelitian sampai akhir. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar
kuesioner pengetahuan dan sikap yang berjumlah 20 pertanyaan dinyatakan reliabel karena nilai r hitung ≥ r
tabel (0,361). Hasil indeks Spearman Brown pengetahuan 0,876 ≥ r tabel 0,361 dan hasil indeks Spearman
Brown sikap 0,871 ≥ r tabel 0,361, sehingga kedua kuesioner tersebut reliabel dan layak dijadikan instrument
pengumpulan data. Analisis menggunakan uji paired sample t-test dengan nilai sebesar 0,000 atau nilai
signifikansi < 0,05 artinya ada perbedaan pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual antara sebelum
dan sesudah diberikan buku saku penjaga kespro dengan hasil perbedaan rerata sebesar -1,343.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa skor pengetahuan sebelum diberikan media buku saku penjaga
kespro yaitu 5,00±1,283 dengan nilai minimum 3 dan maksimum 8 dan sesudah diberikan media buku saku
penjaga kespro yaitu 6,63±,998 dengan nilai minimum 5 dan maksimum 9, sedangkan skor sikap sebelum
diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 29,71±2,383 dengan nilai minimum 24 dan maksimum 36 dan
sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 31,69±2,938 dengan nilai minimum 24 dan maksimum
36.
Berdasarkan tabel 2 hasil uji paired t-test tingkat.pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual
sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro diperoleh yaitu sebesar 0,000 atau nilai signifikansi <0,05
artinya ada perbedaan pengetahuan remaja tentang infeksi menular seksual antara sebelum dan sesudah
diberikan media buku saku penjaga kespro dengan hasil perbedaan rerata sebesar -1,343.
Berdasarkan tabel 3 hasil uji paired t-test sikap remaja tentang infeksi menular seksual sesudah diberikan
buku saku penjaga kespro diperoleh hasil menunjukkan yaitu 0,000 atau nilai signifikansi <0,05 artinya terdapat
perbedaan sikap remaja tentang infeksi menuar seksual antara sebelum dan sesudah diberikan media buku saku
dengan hasil perbedaan rerata sebesar -1,971.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak. Senada dengan penelitian (Arakawa, S., 2021) mengatakan
strategi terbaik untuk mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS) adalah dengan remaja yang dianggap
efektif untuk memberikan pendidikan tersebut pada usia 13-16 tahun (pada awal usia sekolah menengah) dan
idealnya sebelum remaja menjadi aktif secara seksual.
Perbedaan jenis kelamin dan pencapaian pendidikan tidak dapat dikaitkan satu sama lain dengan
kesetaraan gender (Stoet dan Geary, 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian (Saura, S. et al., 2019)
menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pengetahuan tentang
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
102
perlunya menjaga kesehatan reproduksi dan cara pencegahan terhadap IMS, hanya saja keduanya cenderung
memiliki persepsi dengan cara yang berbeda
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja di SMP Negeri 7 Purwokerto nilai rata-rata sebelum
diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 5,00±1,283 dan sesudah diberikan media buku saku penjaga
kespro, nilai rata-rata pengetahuan meningkat menjadi 6,63±,998. Dengan demikian dapat diketahui adanya
peningkatan skor rata-rata pengetahuan remaja setelah pemberian buku saku penjaga kespro tentang infeksi
menular seksual. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Almeida, R. et al., 2017) bahwa yang
dilakukan remaja menunjukkan terdapat 50% siswa tahu tentang kondom pria, dan 56% mengatakan mereka
belum memulai kehidupan seks mereka. Mengenai pengetahuan IMS, 90% hanya mengetahui AIDS, dan
kondom disebutkan sebagai metode pencegahan dan penelitian (Lederer, M. et al., 2021) bahwa informasi
infeksi menular seksual di sekolah merupakan yang paling berpengaruh (P<0,001 dengan ukuran efek sedang
atau besar) dengan skor pengetahuan IMS (P = 0,103), dengan kebangsaan (β = 0,172, P = 0,003) dan jenis
kelamin (β = 0,147, P = 0,002) sebagai prediktor terkuat.
Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja di SMP Negeri 7 Purwokerto, nilai rata-rata sikap sebelum
diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 29,72±2,383 dan sesudah diberikan media buku saku penjaga
kespro, rata-rata sikap nilainya meningkat menjadi 31,69±2,938. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
terdapat peningkatan skor rata-rata sikap remaja setelah pemberian buku saku penjaga kespro tentang infeksi
menular seksual. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Saenong & Sari, 2021) yaitu terdapat
91,4% responden yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik dan 90,5% responden memiliki sikap
dalam kategori baik terhadap IMS dan penelitian (Oluwole, O. et al., 2020) menyatakan bahwa sebagian besar
(98,6%) memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan IMS, tetapi kurang dari setengah (34,0%) memiliki
praktik pencegahan yang baik.
Buku saku yang berjudul “Penjaga Kespro” ini merupakan salah satu bahan ajar cetak bergambar yang
berukuran kecil, praktis dan mudah dibawa kemana-mana yang berfungsi untuk mendorong siswa mandiri dan
mudah untuk memahaminya. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Wahyuni et al., 2021) bahwa
terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pre test dan post test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan buku saku dengan p value 0,000 (<0,05) dan penelitian (Ningsih, R., 2022) mengatakan bahwa ada
perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi pasca perlakuan berupa pemberian buku ‘Aku Remaja
Sehat’ dan proses pendampingan dengan kelompok kontrol dalam memahami tentang kesehatan remaja dengan
(p value 0,000).
Penelitian (Dhiah & Dwi, 2019) menunjukan adanya peningkatan pengetahuan siswa mengenai
HIV/AIDS sebanyak 80% serta siswa dapat menyampaikan tentang HIV/AIDS ke teman sebayanya dan
penelitian (Patchen, L. et al., 2020) mengatakan bahwa pengujian ini dalam kegunaan nya menghasilkan skor
survei kegunaan sistem awal 77,7, menempatkan game di persentil ke-82 dan di atas rata-rata yang berarti
kegunaan nya bermanfaat dan tepat sasaran untuk populasinya sebagai intervensi kesehatan seksual berbasis
game dalam aspek pendidikan dan hiburan. Kedua hasil penelitian ini sebagai perbandingan pendidikan
kesehatan antara menggunakan media buku saku, media elektronika dan hanya pendidikan kesehatan dengan
penyuluhan saja.
4. KESIMPULAN
Skor pengetahuan sebelum diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 5,00±1,283 dengan nilai
minimum 3 dan maksimum 8 dan skor pengetahuan sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu
6,63±,998 dengan nilai minimum 5 dan maksimum 9 dengan nilai p value sebesar 0,000 (<0,05), sedangkan
skor sikap sebelum diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 29,71±2,383 dengan nilai minimum 24 dan
maksimum 36 dan skor sikap sesudah diberikan media buku saku penjaga kespro yaitu 31,69±2,938 dengan
nilai minimum 24 dan maksimum 36 dengan nilai p value sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut menunjukan
bahwa adanya efektivitas media buku saku terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi
menular seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto.
Creator
Laeli Izah R.M1
, Happy Dwi Aprilina2
, Happy Dwi Aprilina2
Source
https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
Format
PDF
Language
INDONESIA
Type
TEXT
Files
Citation
Laeli Izah R.M1
, Happy Dwi Aprilina2, “Universitas Muhammadiyah Purwokerto vol.4 2023
Efektivitas Media Buku Saku Penjaga Kespro Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto
The Effectiveness of the Pocket Book Media for Reproductive Health Against the Level of Knowledge and Attitudes of Adolescents About Sexually Transmitted Infections at SMP Negeri 7 Purwokerto,” Repository Horizon University Indonesia, accessed November 15, 2024, https://repository.horizon.ac.id/items/show/569.
Efektivitas Media Buku Saku Penjaga Kespro Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual di SMP Negeri 7 Purwokerto
The Effectiveness of the Pocket Book Media for Reproductive Health Against the Level of Knowledge and Attitudes of Adolescents About Sexually Transmitted Infections at SMP Negeri 7 Purwokerto,” Repository Horizon University Indonesia, accessed November 15, 2024, https://repository.horizon.ac.id/items/show/569.