Universitas Muhammadiyah Purwokerto vol.4 2023
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Kota Makassar
Factors Affecting Personal Hygiene in Pregnant Women in the Work Area of the Rappokalling
Health Center in Makassar City
Dublin Core
Title
Universitas Muhammadiyah Purwokerto vol.4 2023
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Kota Makassar
Factors Affecting Personal Hygiene in Pregnant Women in the Work Area of the Rappokalling
Health Center in Makassar City
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Kota Makassar
Factors Affecting Personal Hygiene in Pregnant Women in the Work Area of the Rappokalling
Health Center in Makassar City
Subject
Ibu Hamil, Personal Hygiene,
Pengetahuan Sikap
Pengetahuan Sikap
Description
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Menurut
WHO (World Health Education ) pada tahun 2010 AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN, AKI di
Indonesia, hasil SUPAS tahun 2015 yaitu 305/100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu
adalah infeksi pada kehamilan yang hampir, 50%. Penyakit infeksi yang terjadi pada ibu hamil juga dapat
meningkatkan resiko terjadinya kelahiran preterm, berat badan lahir rendah (BBLR) dan terjadinya ketuban
pecah dini (KPD).(1)
Kehamilan adalah masa ketika ada berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini dapat terjadi secara
fisiologis, tetapi mereka juga dapat menjadi patologis. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko selama
kehamilan dan layanan berkelanjutan memainkan peran penting dalam mengurangi angka kematian ibu.(2) Salah
satu upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu adalah dengan
mencegah terjadinya kelahiran prematur pada bayi dan mengurangi terjadinya penyakit infeksi pada masa
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
81
kehamilan. Masa kehamilan adalah saat-saat yang rentan baik bagi ibu hamil maupun janinnya. Hygienes pada
ibu hamil sangat dibutuhkan agar bayi yang dikandungnya terlahir sehat dan ibu sendiri terjaga kesehatannya.
Pada Ibu hamil, angka kejadian infeksi vagina 75% disebabkan oleh penggunaan vaginal douches dan
kebersihan area genetalia (vulva hygiene) yang tidak baik.(3)
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan
suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang
meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan yaitu
meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi dan body mekanik,
exercise/senam hamil dan istirahat/tidur.(4)
Kesehatan ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan
hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene) pada ibu
hamil itu sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat memberikan efek negative pada ibu hamil,
misalnya pencegahan terhadap infeksi.
Berdasarkan penelitian (5) yang berjudul Personal Hygiene pada masa nifas dengan pengetahuannya
54,8% dan masih banyak yang belum mengetahui personal hyigiene dengan baik. Dan masih banyak ibu hamil
yang menanggapi personal hygiene itu tidak penting dan tidak perlu dilakukan karena tidak membuat hasil yang
baik atau bernilai positif bagi ibu tersebut. Di Indonesia, 75% kejadian infeksi genetalia disebabkan oleh
perilaku hygiene yang buruk, menyebabkan persalinan prematur, ketuban pecah dini dan kematian neonatus.
Upaya pencegahan infeksi pada kehamilan harus dilakukan langkah dasar dengan cara menjaga
kebersihan diri yaitu tentang menjaga kebersihan diri yaitu tentang menjaga kebersihan personal hygiene atau
kebersihan genetalia agar tidak menjadi tempat masuk utama bakteri dan kebersihan tubuh sangat penting juga
untuk mencegah terjadinya infeksi.(4)
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian “ Faktor-faktor
yang mempengaruhi personal hygiene pada Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling Kota
Makassar”
2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik, yaitu survei atau penelitian Penelitian ini menganalisis
dinamika korelasi antara faktor risiko yakni tingkat pengetahuan dan sikap orang tua tentang kesehatan
reproduksi dengan faktor efek yakni kejadian pernikahan dini.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Hal ini memiliki arti bahwa tiap subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek
pada saat pemeriksaan.(7) Berdasarkan waktu penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian cross sectional
karena faktor risiko dan faktor efek diukur dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Rappokalling Kota Makassar.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.(7) Populasi pada penelitian ini
adalah semua ibu hamil yang berada di wilayah Puskesmas Rappokalling dengan 4 wilayah kerja yaitu 320 ibu
hamil.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian adalah tekhnik non-probability sampling yaitu secara
Purposive Sampling. Sampel penelitian adalah sebagian atau seluruh anggota yang diambil dari seluruh objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.(7) Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar.
Variabel yang digunakan meliputi Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dari variabel
terikat8
. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap responden tentang personal
hygiene. Variabel terikat adalah variabel yang tergantung atas variabel lain8
. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kejadian personal hygiene.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawacara) Wawancara akan dilakukan secara terpimpin berdasarkan pedoman-pedoman berupa kuesioner yang
telah dipersiapkan.(8) Menurut(7) wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan pedoman-
pedoman kuesioner yang telah disiapkan masak-masak sehingga interviewer tinggal membacakan pertanyaan-
pertanyaan tersebut kepada interviewee.
Analisis data yang digunakan peneliti yaitu uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap responden tentang personal hygiene pada ibu hamil. Analisis data menggunakan bantuan
program lunak pengolah data berupa SPSS 23.0 dengan tingkat kepercayaan 95 % dan α = 0,05.
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
82
3. HASIL PENELITIAN
Analisis Hubungan Sikap dengan Personal Hygiene pada Ibu Hamil
Tabel 1 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 57 responden dengan sikap positif terdapat 56 (98,2%)
responden praktik personal hygiene dalam kategori baik sedangkan dari 30 responden dengan sikap negatif
terdapat 30 (100%) responden praktik personal hygiene dalam kategori cukup.
Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Personal Hygiene pada Ibu hamil
Tabel 2 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 40 responden dengan pengetahuan baik terdapat 26
(65,0%) responden praktik personal hygiene dalam kategori baik sedangkan dari 15 responden dengan
pengetahuan cukup terdapat 11 (73,3%) responden praktik personal hygiene dalam kategori cukup dan dari 6
responden dengan pengetahuan kurang terdapat 16 (81,3%) responden praktik personal hygiene dalam kategori
baik. Hasil uji statistik diperoleh p value 0.00 dari nilai α (0.05) yang artinya bahwa ada hubungan yang
signifikan antara Personal Hygiene dengan pengetahuan pada ibu hamil di puskesmas Rappokalling Kota
Makassar.
4. PEMBAHASAN
Perilaku hygiene genetalia eksterna merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi dan meningkatkan kebersihan terutama di organ genetalia.(16) Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya
dibawah kendali atau kemauan individu, meskipun sangat termotivasi oleh sikap dan norma subyektifnya, ia
mungkin tidak akan secara nyata menampilkan perilaku tersebut.(17) Sikap positif ibu hamil disebabkan karena
memiliki pengetahuan yang baik. Sikap ibu hamil sebelumnya sudah baik dipengaruhi oleh informasi yang
diperoleh dari sosial media, walaupun begitu tidak ada perubahan sikap ke arah yang lebih baik lagi ini
dikarenakan kemungkinan ibu hamil yang menganggap dirinya sudah memiliki sikap yang baik.
Berdasarkan hal tersebut, maka praktik personal hygiene organ genetalia eksterna pada ibu hamil
dianjurkan sebagai upaya memelihara organ reproduksi, membuat rasa nyaman serta terhindar dari infeksi
mikroorganisme.(18)
Perilaku seseorang terbentuk oleh pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Pengetahuan merupakan
hasil tahu dari penginderaan melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba.. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga dari sumber informasi
berbentuk tulisan dan informasi berbentuk suara.(14) Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang
memiliki perilaku hygiene yang baik salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang baik terkait hygiene
genetalia eksterna.
Pengetahuan dan perilaku hygiene pada ibu hamil dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan melalui
televisi (28,9%) dan anggota keluarga (13,14%). Informasi yang di dapat dari anggota keluarga yang
berpengalaman maupun dari media elektronik dapat mempengaruhi perilaku hygiene pada ibu hamil.
Pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi personal hygiene, apabila seseorang memiliki pengetahuan yang
baik mengenai personal hygiene dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk menerapkan personal hygiene.
Tingkat pengetahuan personal hygiene akan berdampak pada perilaku personal hygiene, namun belum tentu
dapat mengubah kebiasaan seseorang untuk selalu menerapkan personal hygiene. Selain pengetahuan yang baik,
ada beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku personal hygiene seperti body image, praktik
sosial dan status sosial. Pengetahuan personal hygiene ibu tidak berhubungan dengan kejadian stunting yang
terjadi pada balita, dikarenakan fakto-faktor lainnya mempengaruhi kejadian stunting yang tidak diteliti oleh
peneliti seperti status sosial ekonomi responden yang dapat mempengaruhi personal hygiene ibu dan juga dapat
mempengaruhi kejadian stunting untuk memenuhi kebutuhan makanan.(17)
Sangat penting bagi ibu hamil pada semua trimester untuk mendapatkan program penyuluhan untuk
mencegah terjadinya vaginal candidiasis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan perilaku hygiene dengan usia kehamilan pada semua trimester dengan p-value yaitu 0,345 (p-
value >0,05). Hasil ini sesuai dengan tabel 1 yang menunjukkan nilai p-value pada karakteristik usia kehamilan
tidak terdapat signifikasi. Namun informasi yang diberikan melalui penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan
kesadaran ibu hamil terutama pada ibu hamil trimester akhir yang mendekati proses persalinan.(18
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagian besar ibu hamil memilki pengetahuan yang
tergolong kategori tinggi dan sikap yang postif tentang personal hygiene, ada hubungan yang signifikan antara
sikap dengan perilaku personal hygiene pada ibu hamil di puskesmas Rappokalling Kota Makassar.
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Menurut
WHO (World Health Education ) pada tahun 2010 AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN, AKI di
Indonesia, hasil SUPAS tahun 2015 yaitu 305/100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu
adalah infeksi pada kehamilan yang hampir, 50%. Penyakit infeksi yang terjadi pada ibu hamil juga dapat
meningkatkan resiko terjadinya kelahiran preterm, berat badan lahir rendah (BBLR) dan terjadinya ketuban
pecah dini (KPD).(1)
Kehamilan adalah masa ketika ada berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini dapat terjadi secara
fisiologis, tetapi mereka juga dapat menjadi patologis. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko selama
kehamilan dan layanan berkelanjutan memainkan peran penting dalam mengurangi angka kematian ibu.(2) Salah
satu upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu adalah dengan
mencegah terjadinya kelahiran prematur pada bayi dan mengurangi terjadinya penyakit infeksi pada masa
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
81
kehamilan. Masa kehamilan adalah saat-saat yang rentan baik bagi ibu hamil maupun janinnya. Hygienes pada
ibu hamil sangat dibutuhkan agar bayi yang dikandungnya terlahir sehat dan ibu sendiri terjaga kesehatannya.
Pada Ibu hamil, angka kejadian infeksi vagina 75% disebabkan oleh penggunaan vaginal douches dan
kebersihan area genetalia (vulva hygiene) yang tidak baik.(3)
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan
suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang
meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan yaitu
meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi dan body mekanik,
exercise/senam hamil dan istirahat/tidur.(4)
Kesehatan ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan
hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene) pada ibu
hamil itu sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat memberikan efek negative pada ibu hamil,
misalnya pencegahan terhadap infeksi.
Berdasarkan penelitian (5) yang berjudul Personal Hygiene pada masa nifas dengan pengetahuannya
54,8% dan masih banyak yang belum mengetahui personal hyigiene dengan baik. Dan masih banyak ibu hamil
yang menanggapi personal hygiene itu tidak penting dan tidak perlu dilakukan karena tidak membuat hasil yang
baik atau bernilai positif bagi ibu tersebut. Di Indonesia, 75% kejadian infeksi genetalia disebabkan oleh
perilaku hygiene yang buruk, menyebabkan persalinan prematur, ketuban pecah dini dan kematian neonatus.
Upaya pencegahan infeksi pada kehamilan harus dilakukan langkah dasar dengan cara menjaga
kebersihan diri yaitu tentang menjaga kebersihan diri yaitu tentang menjaga kebersihan personal hygiene atau
kebersihan genetalia agar tidak menjadi tempat masuk utama bakteri dan kebersihan tubuh sangat penting juga
untuk mencegah terjadinya infeksi.(4)
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian “ Faktor-faktor
yang mempengaruhi personal hygiene pada Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling Kota
Makassar”
2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik, yaitu survei atau penelitian Penelitian ini menganalisis
dinamika korelasi antara faktor risiko yakni tingkat pengetahuan dan sikap orang tua tentang kesehatan
reproduksi dengan faktor efek yakni kejadian pernikahan dini.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Hal ini memiliki arti bahwa tiap subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek
pada saat pemeriksaan.(7) Berdasarkan waktu penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian cross sectional
karena faktor risiko dan faktor efek diukur dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Rappokalling Kota Makassar.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.(7) Populasi pada penelitian ini
adalah semua ibu hamil yang berada di wilayah Puskesmas Rappokalling dengan 4 wilayah kerja yaitu 320 ibu
hamil.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian adalah tekhnik non-probability sampling yaitu secara
Purposive Sampling. Sampel penelitian adalah sebagian atau seluruh anggota yang diambil dari seluruh objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.(7) Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar.
Variabel yang digunakan meliputi Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dari variabel
terikat8
. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap responden tentang personal
hygiene. Variabel terikat adalah variabel yang tergantung atas variabel lain8
. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kejadian personal hygiene.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawacara) Wawancara akan dilakukan secara terpimpin berdasarkan pedoman-pedoman berupa kuesioner yang
telah dipersiapkan.(8) Menurut(7) wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan pedoman-
pedoman kuesioner yang telah disiapkan masak-masak sehingga interviewer tinggal membacakan pertanyaan-
pertanyaan tersebut kepada interviewee.
Analisis data yang digunakan peneliti yaitu uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap responden tentang personal hygiene pada ibu hamil. Analisis data menggunakan bantuan
program lunak pengolah data berupa SPSS 23.0 dengan tingkat kepercayaan 95 % dan α = 0,05.
ISSN: 2808-1021
Proceedings homepage: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
82
3. HASIL PENELITIAN
Analisis Hubungan Sikap dengan Personal Hygiene pada Ibu Hamil
Tabel 1 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 57 responden dengan sikap positif terdapat 56 (98,2%)
responden praktik personal hygiene dalam kategori baik sedangkan dari 30 responden dengan sikap negatif
terdapat 30 (100%) responden praktik personal hygiene dalam kategori cukup.
Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Personal Hygiene pada Ibu hamil
Tabel 2 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 40 responden dengan pengetahuan baik terdapat 26
(65,0%) responden praktik personal hygiene dalam kategori baik sedangkan dari 15 responden dengan
pengetahuan cukup terdapat 11 (73,3%) responden praktik personal hygiene dalam kategori cukup dan dari 6
responden dengan pengetahuan kurang terdapat 16 (81,3%) responden praktik personal hygiene dalam kategori
baik. Hasil uji statistik diperoleh p value 0.00 dari nilai α (0.05) yang artinya bahwa ada hubungan yang
signifikan antara Personal Hygiene dengan pengetahuan pada ibu hamil di puskesmas Rappokalling Kota
Makassar.
4. PEMBAHASAN
Perilaku hygiene genetalia eksterna merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi dan meningkatkan kebersihan terutama di organ genetalia.(16) Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya
dibawah kendali atau kemauan individu, meskipun sangat termotivasi oleh sikap dan norma subyektifnya, ia
mungkin tidak akan secara nyata menampilkan perilaku tersebut.(17) Sikap positif ibu hamil disebabkan karena
memiliki pengetahuan yang baik. Sikap ibu hamil sebelumnya sudah baik dipengaruhi oleh informasi yang
diperoleh dari sosial media, walaupun begitu tidak ada perubahan sikap ke arah yang lebih baik lagi ini
dikarenakan kemungkinan ibu hamil yang menganggap dirinya sudah memiliki sikap yang baik.
Berdasarkan hal tersebut, maka praktik personal hygiene organ genetalia eksterna pada ibu hamil
dianjurkan sebagai upaya memelihara organ reproduksi, membuat rasa nyaman serta terhindar dari infeksi
mikroorganisme.(18)
Perilaku seseorang terbentuk oleh pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Pengetahuan merupakan
hasil tahu dari penginderaan melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba.. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga dari sumber informasi
berbentuk tulisan dan informasi berbentuk suara.(14) Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang
memiliki perilaku hygiene yang baik salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang baik terkait hygiene
genetalia eksterna.
Pengetahuan dan perilaku hygiene pada ibu hamil dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan melalui
televisi (28,9%) dan anggota keluarga (13,14%). Informasi yang di dapat dari anggota keluarga yang
berpengalaman maupun dari media elektronik dapat mempengaruhi perilaku hygiene pada ibu hamil.
Pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi personal hygiene, apabila seseorang memiliki pengetahuan yang
baik mengenai personal hygiene dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk menerapkan personal hygiene.
Tingkat pengetahuan personal hygiene akan berdampak pada perilaku personal hygiene, namun belum tentu
dapat mengubah kebiasaan seseorang untuk selalu menerapkan personal hygiene. Selain pengetahuan yang baik,
ada beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku personal hygiene seperti body image, praktik
sosial dan status sosial. Pengetahuan personal hygiene ibu tidak berhubungan dengan kejadian stunting yang
terjadi pada balita, dikarenakan fakto-faktor lainnya mempengaruhi kejadian stunting yang tidak diteliti oleh
peneliti seperti status sosial ekonomi responden yang dapat mempengaruhi personal hygiene ibu dan juga dapat
mempengaruhi kejadian stunting untuk memenuhi kebutuhan makanan.(17)
Sangat penting bagi ibu hamil pada semua trimester untuk mendapatkan program penyuluhan untuk
mencegah terjadinya vaginal candidiasis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan perilaku hygiene dengan usia kehamilan pada semua trimester dengan p-value yaitu 0,345 (p-
value >0,05). Hasil ini sesuai dengan tabel 1 yang menunjukkan nilai p-value pada karakteristik usia kehamilan
tidak terdapat signifikasi. Namun informasi yang diberikan melalui penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan
kesadaran ibu hamil terutama pada ibu hamil trimester akhir yang mendekati proses persalinan.(18
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagian besar ibu hamil memilki pengetahuan yang
tergolong kategori tinggi dan sikap yang postif tentang personal hygiene, ada hubungan yang signifikan antara
sikap dengan perilaku personal hygiene pada ibu hamil di puskesmas Rappokalling Kota Makassar.
Creator
Ibu Hamil, Personal Hygiene,
Pengetahuan Sikap
Pengetahuan Sikap
Source
https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/19
Format
PDF
Language
INDONESIA
Type
TEXT
Files
Citation
Ibu Hamil, Personal Hygiene,
Pengetahuan Sikap, “Universitas Muhammadiyah Purwokerto vol.4 2023
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Kota Makassar
Factors Affecting Personal Hygiene in Pregnant Women in the Work Area of the Rappokalling
Health Center in Makassar City,” Repository Horizon University Indonesia, accessed November 14, 2024, https://repository.horizon.ac.id/items/show/558.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Kota Makassar
Factors Affecting Personal Hygiene in Pregnant Women in the Work Area of the Rappokalling
Health Center in Makassar City,” Repository Horizon University Indonesia, accessed November 14, 2024, https://repository.horizon.ac.id/items/show/558.